Senin, 22 Januari 2018

Kumpulan RPP K13

Assalamualaikum Wr.Wb
Bersama ini Kami coba bagikan RPP K13 Revisi 2017
1. RPP K13 Kelas 5
    a. Tema 1
    b. Tema 2
    c. Tema 3
    d. Tema 4
    e. Tema 5
    f. Tema 6
    g. Tema 7
    h. Tema 8
    i. Tema 9
Untuk Kelas yang lain nanti tunggu berikutnya terimakasih

Minggu, 21 Januari 2018

Contoh Proposal Pembangunan Pesantren

assalamualaikum Wr. Wb.

Kami Segenap pengurus dan pengelola mencoba belajar mempublikasikan Proposal
Pembangunan Pesantrensemoga dapat bermanfaat.

Selasa, 27 November 2012

Konsep nilai

1. Konsep Nilai-nilai a. Pengertian Nilai Nilai dilihat dari segi bahasa Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia nilai diartikan sebagai: 1)Harga (dalam arti tafsiran harga) 2)Harga satuan (uang misalnya) jika diukur atau ditukarkan 3)Angka kepandaian 4)Kadar, mutu dan banyaknya isi 5)Sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Depertemen Pendidikan Nasional, 2008:1074) Dari pengertian nilai secara bahasa di atas dapat diketahui bahwa nilai memiliki berbagai pengertian dalam bahasa Indonesia. Empat definisi di atas bermuara pada satu pengertian yakni ukuran. Nilai merupakan ukuran yang menjadi kadar bagi sesuatu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka. Pengertian yang dimaksud dalam hal ini adalah bersifat konkrit atau material. Pada poin kelima, nilai diartikan sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Pengertian pada poin kelima ini merupakan pengertian yang paling mendekati dengan pengbertian nilai yang dimaksud dalam penulisan ini. Selanjutnya menurut istilah atau pemahaman diungkapkan oleh Lorens Bagus (2002:25) dalam bukunya Kamus Filsafat menjelaskan tentang nilai yaitu sebagai berikut: 1)Nilai dalam bahasa Inggris value, bahasa Latin valere (berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, kuat). 2)Nilai ditinjau dari segi Harkat adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, atau dapat menjadi objek kepentingan. 3)Nilai ditinjau dari segi Keistimewaan adalah apa yang dihargai, dinilai tinggi atau dihargai sebagai sesuatu kebaikan. Lawan dari suatu nilai positif adalah “tidak bernilai” atau “nilai negative”. Baik akan menjadi suatu nilai dan lawannya (jelek, buruk) akan menjadi suatu “nilai negatif” atau “tidak bernilai”. 4)Nilai ditinjau dari seudut Ilmu Ekonomi yang bergelut dengan kegunaan dan nilai tukar benda-bendsa material, pertama kali mengunakan secara umum kata „nilai‟. Nilai adalah the addressee of a yes “ sesuatu atau alamat yang ditujukan dengan kata „ya‟. Hans Jonas (Bertens, 2004:34). Dengan kata lain “nilai adalah sesuatu yang kita setujui”, sedangkan sesuatu yang tidak kita setujui seperti sakit, kesusahan, penderitaan atau kecelakaan adalah non nilai atau disvalue. Sesuatu yang kita setujui selalu bersifat positif atau kita sebut nilai positif dan yang tidak kita setujui dikenal dengan istilah nilai negatif. Mulyana (2004:20) mendefiniskan tentang nilai itu adalah “rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan”. Definisi tersebut dikemukakan oleh Mulyana yang secara eksplisit menyertakan proses pertimbangan nilai, tidak hanya sekedar alamat yang dituju oleh sebuah kata „ya‟. Beberapa pengertian yang lainnya tentang nilai dari para ahli dikemukakan oleh Rohmat dalam bukunya (Mulyana, 2004:9) sebagai berikut : 1) Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya, Gordon Allfort (dalam Mulyana, 2004:9). Definisi ini dilandasi oleh pendekatan psikologis, karena itu tindakan dan perbuatannya seperti keputusan benar-salah, baik-buruk, indah-tidak indah, adalah hasil proses psikologis. Termasuk kedalam wilayah ini seperti hasrat, sikap, keinginan, kebutuhan dan motif. 2)Nilai adalah patokan normative yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya diantara cara-cara tindakan alternative (Kuperman, Mulyana, 2004:9). Penekanan utama definisi ini pada faktor eksternal yang mempengaruhi prilaku manusia. Pendekatan yang melandasi definisi ini adalah pendekatan sosiolgis. Penegakan norma sebagai tekanan utama dan terpenting dalam kehidupan sosial akan membuat seseorang menjadi tenang dan membebaskan dirinya dari tuduhan yang tidak baik. 3)Nilai adalah konsepsi (tersurat atau tersirat, yang sifatnya membedakan individu atau ciri-ciri kelompok) dari apa yang diinginkan, yang mempengaruhi tindakan pilihan terhadap cara, tujuan antara dan tujuan akhir (Kluckhohn, Brameld, Mulyana, 2004:10). Definisi yang dikemukakan oleh Klukhon ini berimplikasi terhadap pemaknaan nilai-nilai budaya, seperti yang diungkap oleh Brameld dalam bukunya tentang landasan-landasan budaya pendidikan., dia mengungkapkan ada enam implikasi terpenting yaitu sebagai berikut: a)Nilai merupakan konstruk yang melibatkan proses kognitif (logis dan rasional) dan proses ketertarikan dan penolakan menurut kata hati.; b)Nilai selalu berfungsi secara potensial, tetapi selalu tidak bermakna apabila diverbalisasai; c)Apabila hal itu berkenaan dengan budaya, nilai diungkapkan dengan cara yang unik oleh individu atau kelompok; d) Karena kehendak tertentu dapat bernilai atau tidak, maka perlu diyakini bahwa pada dasarnya disamakan (equated) dari pada diinginkan, ia didefinisikan berdasarkan keperluan system kepribadian dan sosio budaya untuk mencapai keteraturan atau mengahargai orang lain dalam kehidupan social; e)Pilihan di antara nilai-nilai alternative dibuat dalam konteks ketersediaan tujuan antara (means) dan tujuan akhir (ends), dan; f)Nilai itu ada, ia merupakan fakta alam, manusia, budaya dan pada saat yang sama ia adalah norma-norma yang telah disadari. Barmeld melihat pandangan Klukhon itu mengandung pengertian bahwa segala sesuatu yang diinginkan baik itu materi, benda atau gagasan mengandung nilai, karena dipersepsi sebagai sesuatu yang baik, seperti makanan, uang, rumah, kebenaran, kejujuran dan keadilan. Kattsoff dalam Soejono Soemargono (2004:318) mengatakan bahwa nilai itu sangat erat kaitannya dengan kebaikan atau dengan kata „baik‟, walaupun fakta baiknya, bisa berbeda-beda satu sama yang lainnya Berdasarkan pendapat para akhli yang telah dikemukakan, maka penulis dapat simpulkan bahwa nilai adalah patokan atau ukuran yang menjadi dasar pengambilan sebuah keputusan dan sifat-sifat yang penting bagi kemanusiaan dalam menentukan baik dan buruk sebuah tindakan. b. Makna Nilai Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat dikemukakan kembali bahwa nilai itu adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. Sejalan dengan definisi itu maka yang dimaksud dengan hakikat dan makna nilai adalah berupa norma, etika, peraturan, undang-undang, adat kebiasaan, aturan agama dan rujukan lainnya yang memiliki harga dan dirasakan berharga bagi seseorang. Nilai bersifat abstrak, berada dibalik fakta, memunculkan tindakan, terdapat dalam moral seseorang, muncul sebagai ujung proses psikologis, dan berkembang kearah yang lebih kompleks. Kattsoff dalam Soejono Soemargono (2004: 323) mengatakan bahwa hakekat nilai dapat dijawab dengan tiga macam cara: Pertama, nilai sepenuhnya berhakekat subyektif, tergantung kepada pengalaman manusia pemberi nilai itu sendiri. Kedua, nilai merupakan kenyataan-kenyataan ditinjau dari segi ontology, namun tidak terdapat dalam ruang dan waktu. Nilai-nilai tersebut merupakan esensi logis dan dapat diketahui melalui akal. Ketiga, nilai-nilai merupakan unsure-unsur objektif yang menyusun kenyataan Mengenai makna nilai Kattsoff mengatakan, bahwa nilai menpunyai beberapa macam makna. Sejalan dengan itu, maka makna nilai juga bermacam-macam. Rumusan yang bisa penulis kemukakan tentang makna nilai itu adalah bahwa sesuatu itu harus mengandung nilai (berguna), merupakan nilai (baik, benar, atau indah), mempunyai nilai artinya merupakan objek keinginan, mempunyai kualitas yang dapat menyebabkan orang mengambil sikap „menyetujui‟ atau mempunyai sifat nilai tertentu, dan memberi nilai, artinya menanggapi seseuatu sebagai hal yang diinginkan atau sebagai hal yang menggambarkan nilai tertentu. Dari uraian di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa hakikat adalah berupa norma, etika, peraturan, undang-undang, adat kebiasaan, aturan agama dan rujukan lainnya yang memiliki harga dan dirasakan berharga bagi seseorang, sedangkan makna nilai adalah sesuatu itu harus mengandung nilai (berguna), merupakan nilai (baik, benar, atau indah), mempunyai nilai.

Senin, 13 Agustus 2012

Contoh skripsi PAI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan belajar sebenarnya memiliki kandungan substansi yang kompleks. Berbagai macam teori belajar telah ditawarkan para pakar pendidikan dengan belajar dapat ditempuh secara efektif dan efisien, dengan implikasi waktu cepat dan hasilnya banyak. Namun, sampai saat ini belum ada satupun teori yang dapat menawarkan strategi belajar secara tuntas. Masih banyak persoalan-persoalan belajar yang belum tersentuh oleh teori-teori tersebut. Kompleksitas persoalan yang terkait dengan belajar inilah yang menjadi penyebab sulitnya menuntaskan strategi belajar. Ada banyak faktor yang mesti dipertimbangkan dalam belajar, baik yang bersifat internal maupun yang eksternal. Di antara sekian banyak faktor eksternal terdapat guru yang sangat berpengaruh terhadap siswa. Sukses tidaknya para siswa dalam belajar di sekolah, sebagai penyebab tergantung pada guru. Ketika berada di rumah, para siswa berada dalam tanggung jawab orang tua, tetapi di sekolah tanggung jawab itu diambil oleh guru. Sementara itu, masyarakat menaruh harapan yang besar agar anak-anak mengalami perubahan-perubahan positif-konstruktif akibat mereka berinteraksi dengan guru. (diakses dalam www.infoskripsi.com). Sementara guru itu berinteraksi dan bekerja pada sebuah organisasi yang menaunginya yakni organisasi persekolahan, amat ditentukan oleh sikap dan perilaku manusia-manusia di dalamnya. Apabila sumber daya manusia suatu organisasi memiliki kompetensi yang handal, maka ia merupakan unsur penting bagi kesuksesan organisasi dalam mencapai tujuannya. Sebaliknya, apabila sumber daya manusia di dalamnya tidak memiliki kompetensi, maka suatu organisasi pendidikan akan sulit mencapai tujuannya dengan maksimal. Salah satu faktor yang diyakini memberikan sumbangan besar terhadap peningkatan kompetensi sumber daya manusia suatu organisasi pendidikan adalah faktor Profesionalisme Tenaga Pengajar (memiliki sertifikat Sarjana). Profesionalisme adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (Undang-undang guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005) Seseorang dengan profesionalisme yang rendah akan sulit untuk mengoptimalkan segala potensinya dalam meningkatkan kompetensinya. Ia akan mudah terjerumus pada rutinitas kerja yang kurang bermakna. Dalam bekerja ia tak lebih dari benda mati yang bekerja tanpa himmah dan motivasi. Ia bekerja hanya sebatas melaksanakan tugas dan kewajiban semata. Ia akan sulit melakukan inovasi. Ia tidak akan memiliki kreativitas. Ia terbelenggu oleh pekerjaan rutin tanpa disertai oleh semangat untuk berprestasi dan berkompetisi. Sebaliknya, seseorang yang memiliki profesionalisme yang tinggi, maka amat dimungkinkan untuk mengoptimalkan segala kemampuannya untuk memiliki kompetensi yang maksimal. Sebab, ia memiliki motivasi untuk berprestasi dan mengejar tujuan organisasi pendidikannya. Ia memiliki semangat untuk berkreasi, berinovasi, dan berinisiatif untuk memajukan organisasi pendidikannya. Oleh karena itu, guru yang memiliki sertifikat sarjana dimungkinkan dapat memberikan inovasi dan motivasi bagi para siswanya untuk lebih meningkat lagi dalam belajar sehingga proses pendidikan sesuai dengan tujuan yang ingin di capai sesuai yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Di samping itu profesionalisme guru yang di tandai dengan adanya gelar sarjana merupakan salah satu wujud untuk meningkatkan motivasi belajar siswa karena dengan guru yang mengajarnya memiliki gelar sarjana, akan menimbulkan semangat dan rasa hormat yang lebih dibanding dengan tidak memiliki gelar. Dalam pelaksanaan KBM sehari-hari di MI Bojongmalang yang mayoritas guru dengan pendidikan D2 dan Belum Sarjana (masih kuliah) dibanding dengan yang sudah sarjana, memiliki perbedaan yang signifikan terutama dalam menggunakan metode dan penyelesaian masalah yang disesuaikan dengan keadaan siswanya. Untuk melihat perbedaan tersebut dapat di lakukan dengan menggunakan sistem eksperimen yang tengah penulis lakukan pada penelitian ini, guna untuk membuktikan dan melihat sejauh mana motivasi yang di hasilkan oleh perbedaan gelar akademik bagi para guru tersebut. Dengan adanya hal seperti itu maka penulis mencoba meneliti di sebuah sekolah mengenai hal tersebut apakah benar adanya sebuah pengaruh antara kondisi guru yang memiliki gelar sarjana terhadap motivasi belajar siswa? Maka penulis mengambil sebuah judul untuk mengetahui masalah tersebut dengan “PENGARUH GURU BERGELAR SARJANA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Penelitian Eksperimen di Kelas V MI Bojongmalang Kecamatan Parigi Kabupaten Ciamis)” B. Perumusan Masalah Dari uraian di atas ( latar belakang ), permasalahan yang hendak dicari jawabannya melalui penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana guru bergelar sarjana di MI Bojongmalang Kecamatan Parigi Kabupaten Ciamis ?; 2. Bagaimana motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI MI Bojongmalang Kecamatan Parigi Kabupaten Ciamis ?; 3. Bagaimana pengaruh guru bergelar sarjana terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di MI Bojongmalang Kecamatan Parigi Kabupaten Ciamis ?. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan Latar Belakang dan Perumusan Masalah di atas maka tujuan penelitian pada penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui guru bergelar sarjana di MI Bojongmalang Kecamatan Parigi Kabupaten Ciamis 2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI MI Bojongmalang Kecamatan Parigi Kabupaten Ciamis 3. Untuk mengetahui pengaruh guru bergelar sarjana terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di MI Bojongmalang Kecamatan Parigi Kabupaten Ciamis D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian dinyatakan kemungkinan pemanfaatan yang dapat dipetik dari pemecahan masalah yang didapat dari penelitian, baik untuk pengembangan ilmu pengetahuan maupun pemecahan problem-problem praktis yang dihadapi masyarakat. (LPP IAID, 2001:9). Untuk itu, dari hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi penulis, baik secara teoritis maupun praktis, bagi guru, bagi lembaga, bagi masyarakat ilmiah maupun umum. Adapun kegunaan atau manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kegunaan secara Teoritis Memberikan masukan dalam rangka penyusunan teori dan konsep-konsep baru terutama untuk mengembangkan bidang ilmu pendidikan Agama Islam yang ada di Sekolah Dasar. 2. Kegunaan secara Praktis a) Bagi Siswa Diharapkan siswa selalu meningkatkan motivasi belajar khususnya dalam mata pelajaran PAI. b) Bagi Guru Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran PAI dengan memilikinya gelar Sarjana yang merupakan salah satu ciri guru profesional. c) Bagi Sekolah Sekolah dapat lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajar untuk keseluruhan mata pelajaran pada umumnya dan mata pelajaran PAI khususnya. d) Bagi Peneliti Merupakan wahana latihan pengembangan ilmu pengetahuan melalui kegiatan penelitian E. Langkah-langkah Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di MI Bojongmalang Kecamatan Parigi Kabupaten Ciamis, dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan domisili penulis juga sekaligus sebagai guru di sekolah tersebut, sehingga akan mempermudah bagi penulis untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian tersebut. Sedangkan waktu penelitian direncanakan dapat selesai dalam jangka waktu tiga bulan, yaitu dari mulai bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Mei 2011. 2. Variabel Penelitian Definisi variabel adalah sesuatu yang berbeda atau bervariasi, penekanan kata sesuatu yang diperjelas dengan definisi simbol atau konsep yang diasumsikan sebagai seperangkat nilai-nilai. (Thoyyar, 2007:40) Dalam penelitian yang akan dilaksanakan terdapat dua variabel, yaitu : Variabel X = Guru bergelar Sarjana Variabel Y = Motivasi belajar PAI Dari kedua variabel tersebut akan dicari hubungan korelasionalnya, seberapa besar variabel X mempunyai pengaruh terhadap variabel Y, yang akan diukur dengan kaidah-kaidah perhitungan statistik. 3. Metode Penelitian Sesuai dengan karakteristik masalah yang diteliti dan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu “suatu metode yang bertujuan untuk melukiskan secara rinci dan sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat” (LPP IAID 2001:16). Metode deskriptif ini merupakan metode yang diarahkan untuk memecahkan masalah pada masa sekarang. Penentuan metode ini berpedoman kepada pendapat Winarno Surakhmad (1990:139) yang menyatakan bahwa metode ini digunakan untuk penyelidikan yang tertuju kepada pemecahan masalah pada masa sekarang. Sedangkan menurut Hariwijaya dan Bisri M. Djaelani berpendapat bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk meneliti dan menemukan informasi sebanyak-banyaknya dari suatu fenomena. (Djaelani, 2004:39). Selain metode deskriptif, dalam penelitian ini penulis pun menggunakan metode eksperimen untuk memperoleh data tentang keadaan guru bergelar sarjana. Metode eksperimen adalah metode yang dijalankan dengan menggunakan suatu perlakuan (treatment) tertentu pada sekelompok orang atau kelompok, kemudian hasil perlakuan tersebut dievaluasi (Sandjaja & Heriyanto, 2006:122) 4. Populasi dan Sampel Populasi adalah sekelompok obyek yang akan diteliti, baik manusia, gejala, nilai, tes, benda-benda atau peristiwa (Surakhmad, 1990:92) sedangkan menurut Anas Sujiono (1981:1) yang dimaksud populasi adalah keseluruhan pihak yang seharusnya menjadi sasaran penelitian oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah siswa Kelas V MI Bojongmalang yang berjumlah 20 siswa. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto, 1993:104 ). Sedangkan menurut Huzni Thoyyar menyatakan bahwa sampel adalah subset (himpunan bagian) dari elemen yang diambil dari sebuah populasi (Thoyyar, 2004:3). Dilihat dari penentuannya, menurut Suharsini Arikunto apabila subyek kurang dari 100 orang, maka sampelnya diambil dari keseluruhan populasi. Sedangkan jika subyeknya lebih dari 100 orang, maka sampelnya dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Namun demikian tidak ada ketentuan pasti mengenai berapa jumlah sampel harus representative, dalam arti dapat benar-benar menggambarkan atau mencerminkan populasinya. Jika populasinya hampir homogen atau bahkan 100% homogen, maka cukup mengambil sampelnya saja meskipun hanya setetes. Maka dalam penulisan ini menggunakan sampel total (sampel Populasi) yang memiliki arti contoh, yaitu: “ sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian” (Mardalis, 1993 : 55). Maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel populasi (sampel total) yakni seluruh siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Bojongmalang yang berjumlah 20 siswa. 5. Teknik Pengumpulan Data Data dipakai sebagai bahan baku dalam penelitian. Pengambilan data dari sumbernya mempunyai metode dan cara-cara tertentu. Tiap metode yang berbeda, perangkat pengumpulan data pun dapat berbeda teknik. Sedangkan dalam kegiatan pengumpulan data dalam penelitian juga memerlukan ketelitian, kecermatan serta penyusunan program yang terinci. (Djaelani, 2004:42). Adapun teknik untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan teknik sebagai berikut: a. Studi kepustakaan Teknik ini digunakan dalam keseluruhan proses penelitian yang dilakukan sejak awal hingga sampai akhir pelaksanaan penelitian dengan cara memanfaatkan berbagai macam pustaka yang relevan dengan fenomena sosial yang tengah dicermati. (Djaelani, 2004:44). b. Observasi Yang dimaksud dengan observasi adalah pengamatan atau pencatatan secara langsung dan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diteliti (Hadi, 1984:70). Teknik ini digunakan sebagai alat untuk melihat gambaran umum lokasi penelitian, kondisi obyektif MI Bojongmalang dan untuk melihat sarana dan prasarana MI Bojongmalang. c. Angket/kuissioner Angket atau kuissioner adalah penyelidikan mengenai suatu masalah dengan cara mengedarkan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek untuk mendapatkan jawaban seperlunya saja (Koentjaraningrat, 1991:173). Menurut cara penyampaiannya kuissioner dapat dibedakan menjadi angket langsung dan angket tidak langsung, dan menurut jenis pertanyaan yang akan diajukan dalam penelitian, dapat bersifat tertutup atau terbuka. (Djaelani, 2004:43). 6. Teknik Analisis Data Analisa data merupakan tahap yang penting dan paling menentukan dalam suatu aktifitas penelitian. Data-data yang telah terkumpul kemudian diolah dan di analisis sehingga diperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan. Analisis data juga mempunyai fungsi menemukan atau menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian yang sedang dilaksanakan. Dalam analisis data ini, data kualitatif dianalisis dengan analisis logika dan data kuantitatif dianalisis dengan analisis statistik, sedangkan analisis statistik dilakukan melalui analisis parsial dan analisis korelasioner. Untuk mengetahui hasil analisa tersebut, penulis akan menghitung menggunakan program komputer yaitu Statistical Package for Social Sciences ( SPSS )for windows versi 15.0. Adapun proses analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Analisis Parsial Analisis parsial ini dimaksudkan untuk menghitung dan menguji variabel X dan variabel Y secara terpisah. Alat analisis yang dipergunakan adalah : 1) Tendensi sentral, dengan menggunakan Deskriptif Statistik yang bertujuan untuk - Mencari rata-rata atau mean (M), - Mencari median (Md), - Mencari modus (Mo) 2) Uji Normalitas distribusi dengan menggunakan uji Kolmogorof Smirnof b. Analisis Korelasi Analisis ini dipergunakan untuk mengukur kadar keterkaitan antara variabel X dan variabel Y, dengan cara : 1) Menghitung koefisien korelasi dengan ketentuan sebagai berikut : a) Apabila datanya berdistribusi normal, maka menggunakan analisa korelasi product moment. b) Apabila salah satu atau kedua variabel yang diteliti itu tidak berdistribusi normal , maka digunakan metode statistik non parametrik dari Sperman yang dikenal dengan korelasi rank. 2) Menentukan uji signifikansi koefisien korelasi 3) Menghitung besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y, dengan cara : a) Mencari nilai K (derajat tidak adanya pengaruh) dengan menerapkan nilai koefisien korelasi dan diterapkan ke dalam rumus : k = √ 1 - r² b) Mencari nilai E (derajat adanya pengaruh), dengan menggunakan rumus : E = 100 (1 – K)

Akidah

A- Pengertian Akidah Akhlak Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [عَقَدَ-يَعْقِدُ-عَقْدً] artinya adalah mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang lain disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa aqidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat. Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [خلق] jamaknya [أخلاق] yang artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebut akhlak yang baik atau akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela atau akhlakul madzmumah. B. Dasar Akidah Akhlak Dasar aqidah akhlak adalah ajaran Islam itu sendiri yang merupakan sumber-sumber hukum dalam Islam yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Al Qur’an dan Al Hadits adalah pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan manusia. Dasar aqidah akhlak yang pertama dan utama adalah Al Qur’an dan. Ketika ditanya tentang aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW, Siti Aisyah berkata.” Dasar aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW adalah Al Qur’an.” Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk. Ukuran baik dan buruk tersebut dikatakan dalam Al Qur’an. Karena Al Qur’an merupakan firman Allah, maka kebenarannya harus diyakini oleh setiap muslim. Dalam Surat Al-Maidah ayat 15-16 disebutkan yang artinya “Sesungguhnya telah datang kepadamu rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan dan banyak pula yang dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahayadari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan izinNya, dan menunjuki meraka ke jalan yang lurus.” Dasar aqidah akhlak yang kedua bagi seorang muslim adalah AlHadits atau Sunnah Rasul. Untuk memahami Al Qur’an lebih terinci, umat Islam diperintahkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah SAW, karena perilaku Rasulullah adalah contoh nyata yang dapat dilihat dan dimengerti oleh setiap umat Islam (orang muslim). C. Tujuan Akidah Akhlak Aqidah akhlak harus menjadi pedoman bagi setiap muslim. Artinya setiap umat Islam harus meyakini pokok-pokok kandungan aqidah akhlak tersebut. Adapun tujuan aqidah akhlak itu adalah : a) Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang sejak lahir. Manusia adalah makhluk yang berketuhanan. Sejak dilahirkan manusia terdorong mengakui adanya Tuhan. Firman Allah dalam surah Al-A’raf ayat 172-173 yang artinya “Dan (Ingatlah), ketika Tuhanmu menguluarkan kehinaan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka, seraya berfirman: “Bukankah Aku ini Tuhanmu? “, mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami jadi saksi” (Kami lakukan yang demikian itu), agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (Keesaan tuhan)” atau agar kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?” Dengan naluri ketuhanan, manusia berusaha untuk mencari tuhannya, kemampuan akal dan ilmu yang berbeda-beda memungkinkan manusia akan keliru mengerti tuhan. Dengan aqidah akhlak, naluri atau kecenderungan manusia akan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan benar b) Aqidah akhlak bertujuan pula membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia. Seseorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku terpuji, baik ketika berhubungan dengan Allah SWT, dengan sesama manusia, makhluk lainnya serta dengan alam lingkungan. Oleh karena itu, perwujudan dari pribadi muslim yang luhur berupa tindakan nyata menjadi tujuan dalam aqidah akhlak. c) Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan. Manusia diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya berupa akal pikiran. Pendapat-pendapat atau pikiran-pikiran yang semata-mata didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, akal pikiran perlu dibimbing oleh aqidah akhlak agar manusia terbebas atau terhindar dari kehidupan yang sesat.

Senin, 21 November 2011

Rpp

RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) TEMATIK


Nama Sekolah : .................................
Tema : Budi Pekerti
Kelas/Semester : I / 2
Alokasi Waktu : 3 minggu

Standar Kompetensi :
1. PKn : Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di sekolah.
2. IPS : Mendeskripsikan lingkungan rumah.
3. IPA/ Sains : Mengenal berbagai benda langit dan peristiwa alam ( cuaca dan musim ) serta pengaruhnya terhadap kegiatan manusia.
4. Matematika : Mengenal bangun datar sederhana.
5. Bahasa Indonesia :
• Mendengarkan : Memahami wacana lisan tentang benda-benda di sekitar dan dongeng.
• Berbicara : Mengungkapkan fikiran, perasaan, dan informasi secara lisan dengan gambar, percakapan sederhana dan dongeng.
• Membaca : Memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak.
• Menulis : Menulis permulaan dengan huruf tegak bersambung melalui dikte dan menyalin.
6. Seni Budaya dan Kerajinan : Mengekspresikan diri melalui karya seni tari.

Kompetensi Dasar :
1. IPS :
• Menjelaskan lingkungan rumah sehat dan perilaku dalam menjaga kebersihan rumah
2. IPA :
• Membedakan pengaruh musim kemarau dengan musim hujan pada kegiatan manusia.
3. PKN :
• Melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat
4. Matematika :
• Mengenal segitiga, segi empat, dan lingkaran.
• Mengelompokkan bangun datar menurut bentuknya.
5. Bahasa Indonesia :
Mendengarkan
• Menyebutkan isi dongeng
Berbicara
• Menceritakan isi gambar tunggal atau seri sederhana dengan bahasa yang mudah dimengerti.
• Melakukan percakapan sederhana dengan menggunakan kalimat dan kosa kata yang sudah dikuasai.
• Menyampaikan rasa suka atau tidak suka tentang suatu hal atau kegiatan dengan alas an sederhana.
• Memerankan tokoh dongeng atau cerita rakyat yang disukai dengan ekspresi yang tepat.
Membaca
• Membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3 – 5 kata dengan intonasi yang tepat.
Menulis
• Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan huruf tegak bersambung.
6.Seni Budaya dan Keterampilan :
• Mengidentifikasi unsur rupa pada benda alam sekitar.
• Mengekspresikan diri melalui teknik menggunting / menyobek.

I. Tujuan Pembelajaran** :
Siswa dapat :
• Menjelaskan manfaat menjaga kebersihan rumah
• Menyebutkan akibat dari tidak menjaga kebersihan.
• Menceritakan pakaian yang sesuai pada musim panas dan musim hujan.
• Menyebutkan jenis makanan yang banyak dikonsumsi pada saat musim hujan maupun musim kemarau.
• Membandingkan cirri-ciri musim kemarau dan musim hujan pada lahan dan kegiatan manusia.
• Menyebutkan kegiatan yang dapat mengatasi masalah pada musim hujan dan musim kemarau..
• Menyebutkan manfaat mentaati peraturan yang berlaku di masyarakat
• Menjelaskan akibat tidak patuh pada peraturan di lingkungan masyarakat.
• Menunjukkan benda-benda yang secara geometris berbentuk segitiga, segiempat dan lingkaran.
• Menyebutkan cirri-ciri segitiga, segiempat, dan lingkaran ditinjau dari banyak sisinya.
• Menjiplak berbagai bentuk segitiga, segiempat, dan lingkaran.
• Mengelompokkan berbagai bentuk segitiga, segiempat, dan lingkaran, menurut bentuk, permukaan, warna, atau cirri lainnya.
• Mendengarkan dongeng yang dibacakan guru dengan penuh perhatian.
• Menyebutkan tokoh dalam dongeng
• Menjelaskan sifat dan perilaku tokoh dalam dongeng.
• Menjawab pertanyan yang berhubungan dengan isi dongeng.
• Menceritakan kembali isi dongeng dengan kalimat sendiri.
• Membuat kalimat berdasarkan gambar secara lisan.
• Bertanya jawab dengan teman tentang gambar –gambar tersebut.
• Melakukan percakapan/dialog sederhana sesuai dengan tema secara berpasangan dengan teman dengan bimbingan guru.
• Mengungkapkan dalam satu atau dua kalimat perasaan suka atau tidak suka pada benda atau suatu kegiatan.
• Memberikan alas an mengapa suatu benda atau kegiatan disukai atau tidak disukai.
• Bermain peran dengan percaya diri sesuai tokoh yang dibawakannya.
• Membaca teks pendek dengan lafal dan intonasi yang tepat.
• Membaca dengan memperhatikan tempat jeda pendek dan panjang.
• Membaca penggalan cerita dengan lafal dan intonasi yang benar.
• Membaca denag memberikan penekanan pada kata tertentu sesuai dengan konteksnya.
• Menyalin kalimat secara benar dengan menggunakan huruf lepas terlebih dahulu.
• Menulis kalimat secara benar dengan menggunakan huruf tegak bersambung.
• Menuliskan kalimat yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf sambung.
• Menunjukkan kesesuaian gerak antar sesama penari dengan iringan musik.
• Melakukan gerakan tari dengan iringan tepukan / hitungan
• Melakukan gerakan tari dengan musik/nyanyian.
• Melakukan tarian pendek secara perorangan.
• Memperagakan tarian pendek secara kelompok.

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja sama ( Cooperation )
Toleransi ( Tolerance )
Percaya diri ( Confidence )
Keberanian ( Bravery )

II. Materi Ajar ( Materi Pokok ) :
• Aturan yang berlaku di masyarakat
• Menjaga kebersihan rumah.
• Pengaruh musim pada kegiatan manusia.
• Mengenal bangun datar.
• Memerankan tokoh dongeng
• Membuat kalimat berdasarkan gambar.
• Percakapan.
• Menyatakan suka atau tidak suka disertai alasan.
• Membaca lancar
• Menulis huruf tegak bersambung.
• Unsur gerak tari.
• Keragaman unsur gerak tari.

III. Metoda Pembelajaran :
• Ceramah
• Diskusi.
• Tanya jawab.
• Demontrasi.
• Pemberian tugas.

IV. Langkah-langkah pembelajaran :
A. Kegiatan awal :
Apresepsi/ Motivasi :
• Mengisi daftar kelas , berdoa, mempersiapkan materi ajar, model, alat peraga.
• Memperingatkan cara duduk yang baik ketika menulis, membaca.
• Mengumpulkan tugas/ PR

B. Kegiatan inti :
Minggu ke 1
Pertemuan pertama : 3 x 35 menit ( IPA, PKN, Matematika)
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Memperhatikan gambar yang menunjukkan musim hujan dan musim kemarau.
 Menyimak penjelasan guru tentang pengaruh musim bagi kehidupan manusia.
 Menjelaskan pengaruh musim pada kehidupan manusia.
 Memperhatikan model / gambar macam-macam pakaian yang biasa digunakan pada musim hujan dan musim kemarau.
 Menunjukkan jenis-jenis pakaian yang sesuai pada musim hujan dan musim kemarau.
 Melalui cerita dan pengalaman siswa menceritakan tentang salah satu peraturan yang berlaku di rumahnya masing-masing.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Siswa menceritakan perasaannya ketika menjalankan peraturan tersebut.
 Menuliskan contoh-contoh peraturan di masyarakat yang harus ditaati oleh warga.
 Mengamati model yang termasuk bangun datar.
 Mengenalkan bangun datar segitiga dan bukan segitiga.
 Mengelompokkan model yang termasuk segi tiga dan bukan segitiga.
 Menjiplak bangun datar segitiga pada buku yang telah disediakan.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan



Pertemuan ke dua 3 x 35 menit ( Bahasa Indonesia, IPS, Matematika )
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Menyimak dongeng yang bertemakan sopan santun.
 Menyebutkan tokoh dalam dongeng.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Mengelompokkan sifat dan perilaku tokoh dalam dongeng.
 Memperagakan tingkah laku tokoh dalam dongeng yang disukai.
 Melalui pengalaman dan pengamatan, siswa menjelaskan manfaat menjaga kebersihan rumah.
 Menyebutkan bagian –bagian dalam rumah yang harus sering dibersihkan.
 Menyebutkan alat yang digunakan dalam menjaga kebersihan ruangan di dalam rumah.
 Mengamati gambar –gambar yang termasuk bangun datar.
 Mengenalkan bangun datar segiempat dan bukan segi empat.
 Menunjukkan bangun datar segiempat dan bukan segiempat.
 Menjiplak bangun datar segiempat pada buku yang telah disediakan.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

Peretemuan ke tiga 3 x 35 menit ( IPA, Bahasa Indonesia, Matematika )
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 dikonsumsi pada musim hujan.
 Menceritakan rasa makanan tersebut bila dikonsumsi pada musim yang berbeda.
 Menuliskan contoh-contoh makanan yang baik dikonsumsi pada saat musim hujan.
 Mendengarkan dongeng untuk mengingatkan kembali tokoh dan jalan ceritanya.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Melalui tanya jawab, siswa menyebutkan contoh-contoh makanan yang banyak
 Melakukan tanya jawab tentang isi cerita dalam dongeng.
 Menceritakan isi dongeng dengan bahasa sendiri.
 Mengamati gambar –gambar yang temasuk bangun datar lingkaran.
 Mengenalkan bangun datar lingkran dan bukan lingkaran.
 Menunjukkan bangun datar lingkaran dan bukan lingkaran.
 Membuat/menjiplak dari gambar lingkaran pada buku.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

Pertemuan ke empat 3 x 35 menit. (B. Sunda, B Indonesia, Matematika )
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Melalui contoh yang disampaikan guru, siswa meniru mengucapkan kalimat permohonan ijin. ( Bu, permios bade ka jamban, dll)
 Mengucapkan kalimat permohonan ijin secara klasikal, kelompok dan individual.
 Menceritakan dengan kalimat sendiri.
 Mengamati gambar –gambar yang temasuk bangun datar
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Memeragakan pengucapan kalimat permohonan ijin di depan kelas.
 Mendengarkan kembali isi dongeng untuk mengingatkan kembali.
 Melakukan tanya jawab tentang isi dongeng tersebut.
 Mengelompokkan bangun datar tersebut berdasarkan bentuknya. ( Segitiga, segiempat, dan lingkaran )
 Mewarnai tiap kelompok bangun datar dengan warna yang berbeda.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

Pertemuan ke lima 3 x 35 menit ( B.Sunda, Matematika, B.Indonesia)
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Melalui contoh yang disampaikan guru, siswa meniru mengucapkan kalimat permohonan ijin. ( Pa, permios wangsul ti payun abdi rieut, dll)
 Mengamati gambar yang diperlihatkan guru.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Mengucapkan kalimat permohonan ijin secara klasikal, kelompok dan individual.
 Mengucapkan kalimat permohonan ijin dengan lafal dan intonasi yang tepat.
 Memeragakan pengucapan kalimat permohonan ijin di depan kelas
 Membuat gambar bangun datar yang termasuk segitiga, segiempat dan lingkaran.
 Mencari contoh-contoh benda yang permukaannya termasuk bangun datar segitiga, segiempat, dan lingkaran yang ada di lingkungan siswa
 Menyebutkan ciri-ciri yang khusus pada bangun datar segitiga, segi empat dan lingkaran.
 Membuat kalimat sederhana yang tepat untuk setiap gambar.
 Mengucapkan kalimat dengan intonasi dan lafal yang baik.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

Pertemuan ke enam 4 x 35 menit (Seni Budaya dan Keterampilan, Bahasa Indonesia,
IPS)
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Memperhatikan cara melakukan percakapan yang benar dengan memperhatikan teks percakapan sederhana.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Melakukan gerakan tari sesuai dengan gerak yang telah ditentukan.
 Melakukan gerakan tari yang sesuai antar gerakan dan sesama penari lainnya.
 Menari sesuai dengan tepuk dan irama.
 Berlatih melafalkan teks percakapan dengan teman sebangku dengan bimbingan guru.
 Mengucapkan kalimat percakapan dengan suara nyaring secara klasikal.
 Melakukan pembagian peran untuk memeragakan percakapan tersebut.
 Melakukan percakapan di depan kelas dengan teman.
 Menjawab pertanyaan tentang isi dari percakapan yang telah dilakukan.
 Memberikan tanggapan positif bagi siswa yang melakukan percakapan dengan baik.
 Melalui pengalaman dan pengamatan, siswa menjelaskan manfaat menjaga kebersihan rumah.
 Menyebutkan bagian –bagian dalam rumah yang harus sering dibersihkan.
 Menyebutkan alat yang digunakan dalam menjaga kebersihan ruangan di dalam rumah.
 Menggambar peralatan kebersihan, dengan cara menghubungkan titik-titik yang tertera pada lembar tugas.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

Minggu ke 2
Pertemuan pertama : 3 x 35 menit ( IPA, PKN, Matematika)
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Melalui penjelasan guru, siswa menyebutkan ciri-ciri musim hujan dan ciri-ciri musim kemarau.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Melalui diskusi sederhana siswa membandingkan ciri-ciri musim hujan dan musim kemarau terhadap lingkungan hidup manusia.
 Mengerjakan Lembar Kerja Siswa secar kelompok.
 Melaporkan hasil diskusi.
 Melalui diskusi sederhana siswa menjelaskan manfaat melaksanakan/ patuh pada peraturan yang berlaku.
 Menyebutkan Manfaat patuh terhadap peraturan di rumah.
 Menyebutkan manfaat patuh terhadap peraturan di lingkungan masyarakat.
 Mencatat beberapa manfaat dari mematuhi peraturan.
 Membuat gambar bangun datar yang termasuk segitiga, segiempat dan lingkaran.
 Mencari contoh-contoh benda yang permukaannya termasuk bangun datar segitiga, segiempat, dan lingkaran yang ada di lingkungan siswa
 Menyebutkan ciri-ciri yang khusus p[ada bangundatar segitiga, segi empat dan lingkaran.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

Pertemuan ke dua 3 x 35 menit ( Bahasa Indonesia, IPS, Matematika )
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Memperhatikan cara melakukan percakapan yang benar dengan memperhatikan teks percakapan sederhana.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Berlatih melafalkan teks percakapan dengan teman sebangku dengan bimbingan guru.
 Mengucapkan kalimat percakapan dengan suara nyaring secara klasikal.
 Melakukan pembagian peran untuk memeragakan percakapan tersebut.
 Melakukan percakapan di depan kelas dengan teman.
 Menjawab pertanyaan tentang isi dari percakapan yang telah dilakukan.
 Memberikan tanggapan positif bagi siswa yang melakukan percakapan dengan baik.
 Melalui pengalaman dan pengamatan, siswa menjelaskan manfaat menjaga kebersihan di dalam rumah dan halaman rumah.
 Menyebutkan bagian –bagian luar rumah yang harus sering dibersihkan.
 Menyebutkan alat yang digunakan dalam menjaga kebersihan luar rumah ( halaman)
 Membuat gambar bangun datar yang termasuk segitiga, segiempat dan lingkaran.
 Mencari contoh-contoh benda yang permukaannya termasuk bangun datar segitiga, segiempat, dan lingkaran yang ada di lingkungan siswa
 Menyebutkan ciri-ciri yang khusus pada bangundatar segitiga, segi empat dan lingkaran.
 Menyebutkan jumlah sisi pada bangun datar segitiga, segiempat dan lingkaran.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

Pertemuan ke tiga 3 x 35 menit ( IPA, Bahasa Indonesia, Matematika )
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Melalui pengamatan pada model siswa menyebutkan kegiatan manusia pada musim kemarau dan musim hujan.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Membandingkan kegiatan tersebut anatara kegiatan pada musim hujan maupun pkegiatan pada musim kemarau.
 Menuliskan kegiatan siswa pada musim hujan dan kemarau.
 Melalui cerita guru, siswa termotivasi untuk menceritakan benda/ kegiatan yang disukai.
 Menyampaikan secara lisan alasan benda tersebut disukai.
 Bertanya jawab tentang kesukaan yang diminati siswa.
 Menuliskan tentang kesukaan yang diminati siswa.
 Menyatakan kalimat suka atau tidak suka pada suatu kegiatan atau benda.
 Membuat gambar bangun datar yang termasuk segitiga, segiempat dan lingkaran.
 Mencari contoh-contoh benda yang permukaannya termasuk bangun datar segitiga, segiempat, dan lingkaran yang ada di lingkungan siswa
 Menyebutkan ciri-ciri yang khusus pada bangun datar segitiga, segi empat dan lingkaran.
 Menyebutkan jumlah sisi pada bangun datar segitiga, segiempat dan lingkaran.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

Pertemuan ke empat 3 x 35 menit. ( B Indonesia, Matematika )
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Melalui contoh yang disampaikan guru, siswa meniru mengucapkan kalimat permohonan ijin. ( Pa, permios wangsul ti payun abdi rieut, dll)
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Melalui cerita guru, siswa termotivasi untuk menceritakan benda/ kegiatan yang tidak disukai.
 Menyampaikan secara lisan alasan benda tersebut tidak disukai.
 Bertanya jawab tentang benda / kegiatan yang tidak disukai.
 Membuat gambar bangun datar yang termasuk segitiga, segiempat dan lingkaran.
 Mencari contoh-contoh benda yang permukaannya termasuk bangun datar segitiga, segiempat, dan lingkaran yang ada di lingkungan siswa
 Menyebutkan ciri-ciri yang khusus pada bangun datar segitiga, segi empat dan lingkaran.
 Menyebutkan jumlah sisi pada bangun datar segitiga, segiempat dan lingkaran.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

Pertemuan ke lima 3 x 35 menit ( Matematika, B Indonesia)
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Melakukan permainan untuk melatih kecapatan dalam mengelompokan benda-benda yang termasuk segitiga, segiempat dan lingkaran.
 Membuat gambar bangun datar segitiga berbagai ukuran dengan bentuk yang benar.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Memberi warna atau tempelan kertas warna yang menarik.
 Memajang hasil karya di depan kelas.
 Memberikan tanggapan positif terhadap karya siswa lain.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

Pertemuan ke enam 4 x 35 menit (IPS, Seni Budaya dan Keterampilan, B. Indonesia)
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Memberikan tanggapan positif terhadap penampilan siswa lain dengan memberikan tepuk tangan.
 Mendengarkan sebuah dongeng yang dibacakan guru.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Melalui diskusi sederhana siswa menjelaskan akibat tidak menjaga kebersihan di dalam rumah.
 Menyebutkan jenis penyakit yang ditimbulkan dari tidak bersihnya rumah.
 Menuliskan nama-nama penyakit yang dapat menyerang karean lingkungan rumah yang tidak bersih.
 Menciptakan gerakan tarian secara perorangan dengan diiringi musik atau nyanyian.
 Menampilkan gerakan tarian pendek secara perorangan.
 Menyebutkan nama tokoh-tokoh yang berperan dalam dongeng tersebut.
 Melakukan pembagian peran untuk tiap kelompok.
 Bermain peran dengan percaya diri sesuai dengan tokoh yang dibawakannya.
 Menampilkan cerita dongeng dengan peran masing-masing.
 Memberikan tanggapan positif bagi kelompok yang bermain dengan baik.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

Minggu ke 2
Pertemuan pertama : 3 x 35 menit ( IPA, PKN, Matematika)
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Mengumpulkan informasi dari koran tentang bencana yang ditimbulkan pada musim hujan dan musim kemarau.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Menyebutkan peristiwa yang terjadi akibat dari musim hujan dan musim kemarau.
 Menyebutkan usaha /kegiatan yang dapat mengatasi masalah atau peristiwa yang terjadi pada musim hujan atau musim kemarau.
 Melalui tanya jawab, siswa menjelaskan akibat tidak patuh pada peraturan yang berlaku.
 Menyebutkan akibat tidak patuh pada pereturan di rumah.
 Menyebutkan akibat tidak patuh pada peraturan yang berlaku di lingkungan masyarakat.
 Mengerjakan tugas/ mengisi latihan soal.
 Menyelidiki berbagai bangun datar dengan cara menjiplak berbagai bentuk bangun datar.
 Membuat jiplakan pada garis putus-putus, kemudian menghubungkannya agar membentuk bangun datar.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

Pertemuan ke dua 3 x 35 menit ( Bahasa Indonesia, IPS, Matematika )
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Memperhatikan tek/wacana yang telah disediakan.
 Membaca wacana tersebut dengan suara nyaring
 Melalui penjelasan guru siswa mengetahui tempat
 Menjelaskan bahwa tanda titik biasa dipakai pada kalimat berita
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Memperagakan tanda jeda panjang dan pendek
 Membaca sebuah teks dengan memperhatikan tanda jeda panjang dan jeda pendek dengan benar.
 Menggunkan tanda baca titik, tanda tanya, pada kalimat sederhana
 Menerangkan bahwa tanda tanya biasa disimpan pada kalimat tanya ( pertanyaan).
 Melalui diskusi sederhana siswa menjelaskan akibat tidak menjaga kebersihan di dalam rumah.
 Menyebutkan jenis penyakit yang ditimbulkan dari tidak bersihnya rumah.
 Menuliskan nama-nama penyakit yang dapat menyerang karean lingkungan rumah yang tidak bersih.
 Menarik garis mulai dari tanda-tanda titik yang telah ditentukan sehingga membentuk bangun datar.
 Membuat gambar segitiga dan segiempat pada kertas berpetak.
 Memberi warna yang menarik.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

Pertemuan ke tiga 3 x 35 menit ( IPA, Bahasa Indonesia, Matematika )
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Melalui diskusi sederhana siswa menjelaskan kegiatan yang dapat mengatasi bencana alam yang sering terjadi pada musim kemarau dan pada musim hujuan.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Mengerjakan Lembar Kerja Siswa secara berkelompok.
 Melaporkan hasil diskusi.
 Memperhatikan teks penggalam cerita yang telah tersedia.
 Membaca teks penggalan cerita tersebut dengan suara nyaring
 Membaca penggalan cerita dengan memperhatikan intonasi dan pelafalan dengan benar.
 Membaca penggalan cerita secara klasikal, kelompok, maupun individual
 Memperhatikan berbagai bentuk bangun datar yang diperlihatkan guru.
 Menyebutkan kelompok bangun datar yang termasuk segitiga
 Menuliskan kelompok bangun datar yang termasuk segiempat.
 Mengerjakan Lembar kerja Siswa secara individual.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

Pertemuan ke empat 3 x 35 menit. (B. Indonesia, Matematika )
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Melalui penjelasan guru siswa mengetahui kata tertentu sesuai dengan konteksnya ( sesuai tema )
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Mencari arti kata-kata tertentu dengan menggunakan bahasa sendiri.
 Membaca wacana dengan memperhatikan intonasi dan lafal yang tepat.
 Membuat gambar segitiga dan segiempat pada kertas berpetak.
 Menarik garis mulai dari tanda-tanda titik yang telah ditentukan sehingga membentuk bangun datar menggunakan penggaris.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

Pertemuan ke lima 3 x 35 menit ( Matematika, Bahasa Indonesia)
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Memperhatikan beberapa kalimat yang disediakan guru pada papan tulis
 Mewarnai gambar bangun datar yang termasuk segitiga dengan warna merah, segi empat dengan warna biru, dan lingkaran dengan warna kuning.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Menyusun dan menggabungkan beberapa bangun datar menjadi sebuah bentuk binatang. Atau benda lain.
 Menuliskan dengan cara tatap tulis dari kalimat-kalimat yang disediakan guru ke dalam tulisan tegak bersambung .
 Melalui bimbingan guru, siswa berlatih menulis tegak bersambung yang benar dengan memperhatikan huruf kapital yang tepat.
 Menuliskan seluruh kalimat dari papan tulis ke dalam buku tulis dengan tulisan lepas.
 Berlatih dengan bimbingan guru menulis huruf lepas dengan bentuk huruf yang benar.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

Pertemuan ke enam 4 x 35 menit (IPS, Seni Budaya dan Keterampilan,
Bahasa Indonesia)
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Menyimak kalimat yang didiktekan guru
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Melalui diskusi sederhana siswa menjelaskan akibat tidak menjaga kebersihan di lingkungan luar rumah.
 Menyebutkan jenis penyakit yang ditimbulkan dari tidak bersihnya lingkungan rumah.
 Menuliskan nama-nama penyakit yang dapat menyerang karean lingkungan rumah yang tidak bersih.
 Memeragakan gerakan tarian karya sendiri ( kelompok) di depan kelompok lain..
 Memperagakan suatu tarian yang sudah dipelajari secara berkelompok.
 Menampilkan tarian diiringi musik atau nyanyian.
 Menuliskan kalimat yang didiktekan guru dengan tulisan tegak bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf besar dan tanda baca.
 Membaca tulisan sendiri dari kalimat-kalimat yang telah didiktekan agar dapat diperbaiki jika ada kesalahan.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

C. Kegiatan akhir
Dalam kegiatan akhir, guru:
 Membuat kesimpulan dari tiap materi yang disampaikan.
 Mengerjakan post tes
 Pemberian PR / tugas

V. Alat dan Sumber Belajar
• Buku Sumber :
 Buku Pengetahuan sosial SD kelas 1, Penerbit Buku ajar siswa yang relevan
 Buku Sains SD Kelas 1, Penerbit Buku ajar siswa yang relevan
 Buku Pendidikan Kewarganegaraan kelas 1 SD , Penerbit Buku ajar siswa yang relevan
 Buku Pelajaran Matematika SD Kelas 1, Penerbit Buku ajar siswa yang relevan.
 Buku Bina Bahasa Idonesia dan Sastra SD Kelas 1, Penerbit Buku ajar siswa yang relevan
 Buku Saya Ingin Terampil dan Kreatif D kelas 1, Penerbit Buku ajar siswa yang relevan.
 Buku Piwulang Basa SD Kelas 1, Penerbit Buku ajar siswa yang relevan.
• Alat Peraga :
 Gambar rumah sehat dan tidak sehat.
 Gambar bangun datar
 Guntingan karton yang berbentuk segitga, segiempat, lingkaran.
 Gambar peristiwa banjir dan kekeringan

VI. Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
1. IPS :
• Menjelaskan manfaat menjaga kebersihan rumah
• Menyebutkan akibat dari tidak menjaga kebersihan.
2. IPA :
• Menceritakan pakaian yang sesuai pada musim panas dan musim hujan.
• Menyebutkan jenis makanan yang banyak dikonsumsi pada saat musim hujan maupun musim kemarau.
• Membandingkan cirri-ciri musim kemarau dan musim hujan pada lahan dan kegiatan manusia.
• Menyebutkan kegiatan yang dapat mengatasi masalah pada musim hujan dan musim kemarau..
3. PKn :
• Menyebutkan manfaat mentaati peraturan yang berlaku di masyarakat
• Menjelaskan akibat tidak patuh pada peraturan di lingkungan masyarakat.
4. Matematika :
• Menunjukkan benda-benda yang secara geometris berbentuk segitiga, segiempat dan lingkaran.
• Menyebutkan cirri-ciri segitiga, segiempat, dan lingkaran ditinjau dari banyak sisinya.
• Menjiplak berbagai bentuk segitiga, segiempat, dan lingkaran.
• Mengelompokkan berbagai bentuk segitiga, segiempat, dan lingkaran, menurut bentuk, permukaan, warna, atau cirri lainnya.
5. Bahasa Indonesia :
• Mendengarkan dongeng yang dibacakan guru dengan penuh perhatian.
• Menyebutkan tokoh dalam dongeng
• Menjelaskan sifat dan perilaku tokoh dalam dongeng.
• Menjawab pertanyan yang berhubungan dengan isi dongeng.
• Menceritakan kembali isi dongeng dengan kalimat sendiri.
• Membuat kalimat berdasarkan gambar secara lisan.
• Bertanya jawab dengan teman tentang gambar –gambar tersebut.
• Melakukan percakapan/dialog sederhana sesuai dengan tema secara berpasangan dengan teman dengan bimbingan guru.
• Mengungkapkan dalam satu atau dua kalimat perasaan suka atau tidak suka pada benda atau suatu kegiatan.
• Memberikan alas an mengapa suatu benda atau kegiatan disukai atau tidak disukai.
• Bermain peran dengan percaya diri sesuai tokoh yang dibawakannya.
• Membaca teks pendek dengan lafal dan intonasi yang tepat.
• Membaca dengan memperhatikan tempat jeda pendek dan panjang.
• Membaca penggalan cerita dengan lafal dan intonasi yang benar.
• Membaca denag memberikan penekanan pada kata tertentu sesuai dengan konteksnya.
• Menyalin kalimat secara benar dengan menggunakan huruf lepas terlebih dahulu.
• Menulis kalimat secara benar dengan menggunakan huruf tegak bersambung.
• Menuliskan kalimat yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf sambung.
6. Seni Budaya dan Keterampilan. :
• Menunjukkan kesesuaian gerak antar sesama penari dengan iringan musik.
• Melakukan gerakan tari dengan iringan tepukan / hitungan
• Melakukan gerakan tari dengan musik/nyanyian.
• Melakukan tarian pendek secara perorangan.
• Memperagakan tarian pendek secara kelompok.

Tes lisan Tes tertulis

Uraian
isian 1. IPS :
• Jelaskan manfaat menjaga kebersihan rumah
• Sebutkan akibat dari tidak menjaga kebersihan.
2. IPA :
• Ceritakan pakaian yang sesuai pada musim panas dan musim hujan.
• Sebutkan jenis makanan yang banyak dikonsumsi pada saat musim hujan maupun musim kemarau.
• Bandingkan cirri-ciri musim kemarau dan musim hujan pada lahan dan kegiatan manusia.
• Sebutkan kegiatan yang dapat mengatasi masalah pada musim hujan dan musim kemarau..
3. PKn :
• Sebutkan manfaat mentaati peraturan yang berlaku di masyarakat
• Jelaskan akibat tidak patuh pada peraturan di lingkungan masyarakat.
4. Matematika :
• Tunjukkan benda-benda yang secara geometris berbentuk segitiga, segiempat dan lingkaran.
• Sebutkan cirri-ciri segitiga, segiempat, dan lingkaran ditinjau dari banyak sisinya.
• Bagaimana cara Menjiplak berbagai bentuk segitiga, segiempat, dan lingkaran.
• Kelompokkan berbagai bentuk segitiga, segiempat, dan lingkaran, menurut bentuk, permukaan, warna, atau cirri lainnya.
5. Bahasa Indonesia :
• Sebutkan tokoh dalam dongeng
• Jelaskan sifat dan perilaku tokoh dalam dongeng.
• Menjawab pertanyan yang berhubungan dengan isi dongeng adalah .....................
• Ceritakan kembali isi dongeng dengan kalimat sendiri.
• Buatkanlah kalimat berdasarkan gambar secara lisan.
• Lakukanlah percakapan/dialog sederhana sesuai dengan tema secara berpasangan dengan teman dengan bimbingan guru.
• Kungkapkan dalam satu atau dua kalimat perasaan suka atau tidak suka pada benda atau suatu kegiatan.
• Memberikan alasan mengapa suatu benda atau kegiatan disukai atau tidak disukai..............
• Bagaimana cara Bermain peran dengan percaya diri sesuai tokoh yang dibawakannya.
• Bacakanlah teks pendek dengan lafal dan intonasi yang tepat.
• Bacakanlah dengan memperhatikan tempat jeda pendek dan panjang.
• Bacakanlah penggalan cerita dengan lafal dan intonasi yang benar.
• Bacakanlah denag memberikan penekanan pada kata tertentu sesuai dengan konteksnya.
• Bagaimana cara Menyalin kalimat secara benar dengan menggunakan huruf lepas terlebih dahulu.
• Bagaimana cara Menulis kalimat secara benar dengan menggunakan huruf tegak bersambung.
• Tuliskan kalimat yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf sambung.
6. Seni Budaya dan Keterampilan. :
• Tunjukkan kesesuaian gerak antar sesama penari dengan iringan musik.
• Lakukanlah gerakan tari dengan iringan tepukan / hitungan
• Lakukanlah gerakan tari dengan musik/nyanyian.
• Lakukanlah tarian pendek secara perorangan.
• Peragakanlah tarian pendek secara kelompok.

• LKS
• Lmbar observasi.

I. Kriteria Penilaian
1. Produk ( hasil diskusi )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah 4
3
2
1

2. Performansi
No. Aspek Kriteria Skor
1.



2. Kerjasama



Partisipasi * bekerjasama
* kadang-kadang kerjasama
* tidak bekerjasama

* aktif berpartisipasi
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif 4
2
1

4
2
1
3. Lembar Penilaian
No Nama Siswa Performan Produk Jumlah Skor Nilai
Kerjasama Partisipasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.



CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.



Mengetahui
Kepala Sekolah SD/MI …….



( ………………..………… )
NIP/NIK : ………………… ……...., ………………… 20…
Guru Tematik Kelas I



( …………………...……… )
NIP/NIK : …………………

Kamis, 24 Februari 2011

Kehidupan Manusia

KRITERIA PEMBAGIAN MANUSIA
YANG WAJIB DICINTAI (WALA’)
DAN WAJIB DIBENCI (BARA’)


Manusia dalam perloyalitasan dan perlepasan diri terbagi dalam tiga kelompok.

Pertama
Orang yang dicintai dengan kecintaan yang murni dan tidak dicampuri dengan permusuhan ; mereka itulah orang-orang beriman yang ikhlas ; yang terdiri dari para nabi, shiddiqin (orang-orang yang selalu membenarkan), para syuhada’ (orang-orang yang mati dalam peperangan/mati syahid), dan orang-orang yang shalih, yang berada di barisan paling depan di antara mereka adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka kecintaan kepada beliau haruslah lebih besar dibanding dengan kecintaan kepada diri sendiri, anak, orang tua dan seluruh manusia, kemudian (kecintaan setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) kepada isteri-isteri beliau Ummahatul Mukminin, Ahli Bait-nya (keluarganya) yang baik, Sahabat-sahabat beliau yang mulia, khususnya para Khulafaur Rasyidin, sepuluh orang Sahabat (yang dijanjikan bagi mereka jannah), kaum Muhajirin, kaum Anshar, Ahli Badar, Ahlu Baitur Ridwan (yang ikut Bai’at Ridwan), kemudian seluruh sahabat, para Tabi’in, dan yang hidup pada masa yang diutamakan oleh Allah dan para Salaf yang shalih serta imamnya seperti empat orang imam madzhab, (Abu Hanifah, Malik, Syafi’i dan AhmadRahimahullah).
Firman Allah Ta’ala.
“Artinya : Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo’a : “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”.(Al-Hasyr : 10)
Tidak akan ada orang yang di dalam hatinya terdapat keimanan membenci para sahabat dan salaf yang shalih dari umat ini, hanya orang-orang yang menyeleweng, orang-orang yang munafik dan musuh-musuh Islam-lah yang membenci mereka seperti kaum Rafidhah dan kaum Khawarij. Kepada Allah-lah kita mohon ampunan.

Kedua
Orang yang dibenci dan dimusuhi secara totalitas tenpa adanya kecintaan dan perwala’an. Mereka itu adalah orang yang betul-betul ingkar dari kalangan orang-orang kafir, orang-orang musyrik, orang-orang munafik, dan orang-orang murtad, serta orang-orang yang tidak mengakui adanya Allah Ta’ala. Dengan berbagai macam bentuk kelompoknya.
Firman Allah.
“Artinya : Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka”. (Al-Mujadilah : 22).
Dan Allah berfirman tentang pencelaan kepada Bani Israil.
“Artinya : Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka ; dan mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik”. (Al-Maidah : 80-81).

Ketiga
Adalah orang yang dicintai dari satu segi dan dibenci dari segi lain sehingga terpadu padanya kecintaan dan permusuhan. Mereka itu adalah orang-orang mukmin yang durhaka : mereka dicintai karena adanya keimanan dan dibenci karena adanya kedurhakaan yang tidak menjadikan mereka kafir dan musyrik.
Kecintaan terhadap mereka mengharuskan untuk menasehati dan mengingkari mereka ; maka tidak diperbolehkan seseorang diam atas kemaksiatan yang mereka lakukan, tetapi harus diingkari, diperintah untuk berbuat kebaikan, dilarang untuk melakukan kemungkaran serta dilaksanakan had-had (hukuman berat) dan ta’zir-ta’zir (hukuman ringan/peringatan) terhadapnya sampai mereka berhenti dari kemaksiatan dan bertobat dari dosa-dosa. Akan tetapi mereka tidak boleh secara mutlak dibenci dan dijauhi ; sebagaimana perkataan kaum Khawarij terhadap orang yang melakukan dosa besar yang tidak menjadikan pelakunya menjadi musyrik. Namun, juga tidak dicintai dan diwala’i secara mutlak ; sebagaimana perkataan kaum Murji’ah. Tetapi kita bersikap adil dalam menilai mereka sebagaimana yang kami sebutkan tadi. Dan itu adalah (merupakan) Madzhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Cinta karena Allah dan benci karena Allah merupakan tali keimanan yang paling kuat, dan seseorang itu bersama orang yang ia cintai pada hari kiyamat ; sebagaimana disebutkan di dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sungguh keadaan telah banyak berubah. Pada umumnya kecintaan dan kebencian seseorang kepada yang lain semata-mata didasari nilai-nilai keduniaan.
Seseorang yang mempunyai nilai-nilai keduniaan maka ia dicintai walaupun ia adalah musuh Allah dan Rasul-Nya ; sebaliknya seseorang yang tidak memiliki nilai-nilai keduniaan ia dibenci meskipun ia kekasih Allah dan Rasul-Nya, sebab nilai-nilai yang paling rendah, sempit dan hina.
Abdullah bin Abbas berkata : “Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, ber-wala’ karena Allah, ber-baro’ karena Allah, maka dengan itulah ia akan memperoleh perwalian dari Allah. Sungguh nilai-nilai persaudaraan saat ini pada umum-nya ditegakkan di atas nilai-nilai dunia dan kebendaan yang sungguh tidak akan mendatangkan manfaat sama sekali bagi siapapun”.
Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata : Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Sesungguhnya Allah telah berfirman : ‘Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, sungguh Aku umumkan perang terhadapnya”. (HR Al-Bukhari).
Manusia yang paling keras peperangannya terhadap Allah adalah orang-orang yang memusuhi, mencela, meremehkan para shahabat Rasulullah. Sungguh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda : ” Ya Allah (jagalah) shahabat-shahabatku, jangan kalian jadikan mereka sebagai musuh, maka barangsiapa yang menyakiti mereka berarti menyakiti aku dan barangsiapa yang menyakiti aku berarti ia telah menyakiti Allah dan barangsiapa yang menyakiti Allah, dikhawatirkan akan disiksa”. (HR. At-Tirmidzi dan yang lain).
Memusuhi dan menghina shahabat telah dijadikan dien dan aqidah oleh sebagian kelompok-kelompok sesat. Kita berlindung kepada Allah dari kemurkaan-Nya, dan adzab-Nya yang pedih dan kita memohon kepada-Nya ampunan dan kesejahteraan-Nya.

Kamis, 25 November 2010

Conto Proposal

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Penelitian di Kelas 5 dan 6 Madrasah Ibtidaiyah Cilembu
Kecamatan Cigugur Kabupaten Ciamis)

A. Latar Belakang Masalah
Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional Rendahnya kualitas sumber daya manusia juga akan menjadi batu sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era persaingan mutu. Jika bangsa Indonesia ingin berkiprah dalam percaturan global, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menata sumber daya manusia, baik dari aspek intelektual, spiritual, kreativitas, moral, maupun tanggung jawab.
Penataan sumber daya tersebut perlu diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas baik pada jalur pendidikan formal, informal, maupun non formal, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi (Mulyasa 2004: 4). Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa tentang pentingnya pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas perlu lebih ditekankan, karena berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum mampu menghasilkan sumber daya sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan.
Sardiman (2005: 125) mengemukakan guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional,
sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar.
Kelengkapan dari jumlah tenaga pengajar, dan kualitas dari guru tersebut akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, yang berujung pada peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu guru dituntut lebih profesional dalam menjalankan tugasnya.
Tugas Keprofesionalan Guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok guru tersebut yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar serta tugas-tugas guru dalam kelembagaan merupakan bentuk kinerja guru. Apabila kinerja guru meningkat, maka berpengaruh pada peningkatan kualitas keluaran atau outputnya. Oleh karena itu perlu dukungan dari berbagai pihak sekolah untuk meningkatkan kinerja guru.
Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen sekolah, baik itu kepala sekolah, iklim sekolah, guru, karyawan maupun anak didik seperti yang dikemukakan oleh Pidarta (1995) dalam Saerozi (2005: 2). Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu : a ) Kepemimpinan kepala sekolah, b ) Iklim sekolah, c ) Harapan-harapan, dan d ) Kepercayaan personalia sekolah. Dengan demikian nampaklah bahwa efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah akan ikut menentukan baik buruknya kinerja guru.
Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana (Mulyasa 2004: 25). Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.
Di samping itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah juga cenderung bergerak semakin maju, sehingga menuntut penguasaan secara profesional.
Kinerja guru yang baik salah satunya timbul dengan adanya tunjangan dan kompetensi, artinya seorang guru harus memiliki kompetensi berupa kerja yang profesional berupa lulusan yang sesuai dengan paknya dalam mengajar.
Dari kinerja guru yang profesional nantinya akan menghasilkan kualitas siswa yang baik sehingga dapat tercapainya tujuan pendidikan. Dalam UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, disebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis pada kesempatan ini akan membahas tentang “Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa (penelitian di kelas 5 dan 6 MI Cilembu Cigugur Ciamis)”

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran kompetensi Kepribadian guru di lingkungan MI Cilembu Kecamatan Cigugur?
2. Bagaimana motivasi belajar anak-anak kelas 5 dan 6 MI Cilembu Kecamatan Cigugur dari Kompetensi Kepribadian guru-guru?
3. Bagaimana pengaruh Kompetensi Kepribadian guru terhadap motivasi belajar anak kelas 5 dan 6 di lingkungan MI Cilembu Kecamatan Cigugur?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui gambaran kompetensi Kepribadian guru di lingkungan MI Cilembu Kecamatan Cigugur
2. Untuk mengetahui motivasi belajar anak kelas 5 dan 6 MI Cilembu Kecamatan Cigugur dari Kompetensi Kepribadian guru-guru
3. Untuk mengetahui pengaruh Kompetensi Kepribadian guru terhadap motivasi belajar anak-anak di lingkungan MI Cilembu Kecamatan Cigugur

D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Teoritis
a) Diharapkan menjadi bahan referensi acuan yang bermanfaat bagi pengkajian dan penelitian yang sejenis sehingga bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
b) Bahan masukan berupa saran sehingga membantu dalam pembentukan dan menumbuhkan minat belajar siswa terutama motivasi dalam membaca
2. Praktis
a) Dapat menambah wawasan pengetahuan dengan membandingkan teori yang sudah diterima
b) Mendapatkan informasi tentang persekolahan





E. Tinjauan Pustaka
1. Makna Profesionalisme Guru
Abad 21, khususnya dalam rangka persaingan global, yang sarat dengan tantangan yang semakin kompleks memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang bermutu, yaitu yang peka serta mampu memanfaatkan berbagai peluang.
SDM dihasilkan melalui pendidikan dan pelatihan. Sudah tentu untuk menghasilkan SDM yang dimaksud perlu proses dan hasil pendidikan yang bermutu. Untuk itu perlu tenaga kependidikan atau guru yang memenuhi persyaratan kemampuan profesional, baik sebagai pendidik maupun sebagai pengajar dan pelatih. Disinilah letak pentingnya standar mutu profesional guru untuk menjamin proses belajar mengajar dan hasil belajar yang bermutu. Tanpa standar mutu, tidak mungkin kita mendidik tenaga pendidik yang bermutu.
Guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian, tanggung jawab, dan rasa kesejawatan yang didukung oleh etika profesi yang kuat. (Surya, 2003:28). Oleh karena itu guru harus memiliki kualifikasi kompetensi khusus yang memadai yang meliputi kompetensi intelektual, sosial, spiritual, pribadi, moral dan profesional yang tentunya didasarkan atas wawasan teoretis.
Kualifikasi adalah suatu keahlian yang diperlukan untuk menduduki suatu jabatan (Al Barry, 2005:540). Kualifikasi merupakan syarat kecakapan; memenuhi syarat atau berhak melakukan sesuatu, menduduki jabatan tertentu (Poerwadarminta,1966:528 )
Kompetensi adalah kemampuan dasar berupa keterampilan untuk menjalankan rutinitas sesuai dengan petunjuk, aturan dan prosedur teknis (Suparta, Ali, 2003:6). Sedangkan menurut Abdul Majid (2005:5) kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggungjawab yang harus dimiliki oleh seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan bidang-bidang pekerjaan tertentu.
Departemen Pendidikan Nasional merumuskan definisi kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
Akan tetapi suatu kemampuan atau seperangkat intelejen yang penuh tanggungjawab itu, belum memadai untuk dikatakan profesional. Profesi menuntut adanya pengakuan kompetensi, yang disebut sertifikasi. Selanjutnya diperlukan organisasi profesi sebagai sarana yang mempunyai kekuatan untuk memperjuangkan aspirasi baik mengenai idealisme maupun kesejahteraan yang merupakan implikasi dari tuntutan kompetensi. Selain tuntutan-tuntutan pokok di atas, di dalam profesi juga diperlukan kode etik sebagai bentuk tanggung jawab moral yang dapat mengarahkannya kepada tujuan yang baik .
Kaitannya dengan hal ini perlu adanya upaya dengan berbagai tindakan kegiatan nyata agar para guru dapat berkembang ke arah penguasaan kompetensi profesional sebagai landasan unjuk kerjanya. Menurut Mohamad Surya (2003:28) bahwa unjuk kerja secara profesional mencakup berbagai dimensi secara terpadu yaitu filosofi, konseptual, dan operasional.
Secara filosofis, berarti pendidikan harus mempunyai landasan filsafat yang jelas yang merupakan landasan berfikir dan landasan kerja. Secara konseptual, pendidikan harus berlandaskan paradigma konsep-konsep keilmuan yang jelas. Dan secara operasional, berarti pendidikan dilaksanakan atas dasar pola-pola kerja yang dapat dipertanggungjawabkan baik secara hukum maupun konsepsional.
Jadi, sesuai dengan ketentuan GBHN yang menyatakan, “Hakikat pembangunan masyarakat Indonesia tidak diragukan lagi bahwa pengembangan standar mutu pendidikan guru yang profesional yang mampu bersaing (kompetitif) merupakan suatu keharusan.” Begitu pula tercermin dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 35 ayat 1 bahwa: “Standar nasional terdiri atas isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.”
Yang dimaksud dengan standar menurut Abdul Majid (2005:5) adalah suatu kriteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan berdasarkan atas sumber, prosedur dan manejemen yang efektif. Sedangkan kriteria menurut Suharsimi Arikunto dalam Abdul Majid (2005:5) adalah sesuatu yang menggambarklan ukuran keadaan yang dikehendaki.
Standar kompetensi guru adalah “suatu ukuran yang ditetapkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan berprilaku sebagaimana layaknya seorang guru untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi, dan jenjang pendidikan.” (Majid, 2005:6)
Dari uraian diatas dipahami bahwa kualitas perilaku guru dalam mengajar mempunyai peran penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Akan tetapi yang dapat menentukan dan mempengaruhi kualitas perilaku mengajar dari guru bukan hanya kompetensi profesional saja. Masih ada satu unsur yang juga ikut mempengaruhi yaitu ”imbal jasa”, baik itu bersifat gaji maupun tunjangan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Linda Darling-Hammond (2000) ditemukan bahwa terdapat hubungan yang erat antara kualitas guru beserta kesejahteraannya dengan mutu hasil pendidikan yang dinyatakan dengan prestasi belajar siswa.(Surya,2003:68).
Adapun gaji guru yang dipandang memiliki nilai signifikan adalah gaji yang memiliki nilai kewajaran dan keadilan untuk menunjang kehidupan pribadi dan profesional guru. (Surya,2003:68).
Telah banyak upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka peningkatan profesionalisme guru seperti seminar, lokakarya, ceramah, konsultasi, studi banding, penataran-penataran, dan forum-forum lainnya. Tetapi karena upaya tersebut tidak diikuti dengan kebijakan terhadap peningkatan kesejahteraan, maka tidak memberikan perubahan dalam arti peningkatan yang berarti. Karena guru-guru di luar pekerjaannya yang pokok, juga sibuk dengan mencari penghasilan tambahan untuk dapat hidup layak sebagai guru. Sehingga waktu dan tenaga guru banyak terkuras untuk melaksanakan pekerjaan yang bukan menjadi tugas utamanya.
Alhamdulillah seiring dengan perkembangan sistem demokrasi di Indonesia disahkan pulalah Undang-undang Republik Indonesia tentang guru dan dosen, yang di dalamnya ditetapkan prinsip profesionalitas (Bab III Pasal 7), standar kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi (Bab IV Bagian Kesatu Pasal 8) yang diikuti dengan ketetapan tentang hak dan kewajibannya. (Bab IV Bagian Kedua Pasal 14).
Selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai implementasi terhadap Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (dan seterusnya..............)
2. Kompetensi Kepribadian Guru
Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Diyakini Robotham (1996:27), kompetensi yang diperlukan oleh seseorang tersebut dapat diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman.
Syah (2000:229) mengemukakan pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Usman (1994:1) mengemukakan kompentensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. McAhsan (1981:45), sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (2003:38) mengemukakan bahwa kompetensi: “…is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to the extent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and psychomotor behaviors”. Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Sejalan dengan itu Finch & Crunkilton (1979:222), sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (2003:38) mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.Sofo (1999:123) mengemukakan “A competency is composed of skill, knowledge, and attitude, but in particular the consistent applications of those skill, knowledge, and attitude to the standard of performance required in employment”. Dengan kata lain kompetensi tidak hanya mengandung pengetahuan, keterampilan dan sikap, namun yang penting adalah penerapan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan tersebut dalam pekerjaan.Robbins (2001:37) menyebut kompetensi sebagai ability, yaitu kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kemampuan individu dibentuk oleh dua faktor, yaitu faktor kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental sedangkan kemampuan fisik adalah kemampuan yang di perlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan, dan keterampilan.Spencer & Spencer (1993:9) mengatakan “Competency is underlying characteristic of an individual that is causally related to criterion-reference effective and/or superior performance in a job or situation”. Jadi kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang yang berkaitan dengan kinerja berkriteria efektif dan atau unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi tertentu. Selanjutnya Spencer & Spencer menjelaskan, kompetensi dikatakan underlying characteristic karena karakteristik merupakan bagian yang mendalam dan melekat pada kepribadian seseorang dan dapat memprediksi berbagai situasi dan jenis pekerjaan. Dikatakan causally related, karena kompetensi menyebabkan atau memprediksi perilaku dan kinerja. Dikatakancriterion-referenced, karena kompetensi itu benar-benar memprediksi siapa-siapa saja yang kinerjanya baik atau buruk, berdasarkan kriteria atau standar tertentu.Muhaimin (2004:151) menjelaskan kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksankan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ketetapan, dan keberhasilan bertindak. Sifat tanggung jawab harus ditunjukkan sebagai kebenaran tindakan baik dipandang dari sudut ilmu pengetahuan, teknologi maupun etika. Depdiknas (2004:7) merumuskan definisi kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.Menurut Syah (2000:230), “kompetensi” adalah kemampuan, kecakapan, keadaan berwenang, atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum. Selanjutnya masih menurut Syah, dikemukakan bahwa kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Jadi kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Guru yang kompeten dan profesional adalah guru piawi dalam melaksanakan profesinya.Berdasarkan uraian di atas kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.
Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut “digugu” (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (di contoh sikap dan perilakunya).Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan belajar anak didik. Dalam kaitan ini, Zakiah Darajat dalam Syah (2000:225-226) menegaskan bahwa kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah). Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan keterbukaan psikologis. Fleksibilitas kognitif atau keluwesan ranah cipta merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan adanya keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu, ia memiliki resistensi atau daya tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur dalam pengamatan dan pengenalan.Dalam Undang-undang Guru dan Dosen dikemukakan kompetensi kepribadian adalah “kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik”. Surya (2003:138) menyebut kompetensi kepribadian ini sebagai kompetensi personal, yaitu kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik. Kompetensi personal ini mencakup kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri. Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education, mengemukakan kompetensi pribadi meliputi (1) pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama, (2) pengetahuan tentang budaya dan tradisi, (3) pengetahuan tentang inti demokrasi, (4) pengetahuan tentang estetika, (5) memiliki apresiasi dan kesadaran sosial, (6) memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan, (7) setia terhadap harkat dan martabat manusia. Sedangkan kompetensi guru secara lebih khusus lagi adalah bersikap empati, terbuka, berwibawa, bertanggung jawab dan mampu menilai diri pribadi. Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan kemampuan personal guru, mencakup (1) penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya, (2) pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh seorang guru, (3) kepribadian, nilai, sikap hidup ditampilkan dalam upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya. Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi personal mengharuskan guru memiliki kepribadian yang mantap sehingga menjadi sumber inspirasi bagi subyek didik, dan patut diteladani oleh siswa.Berdasarkan uraian di atas, kompetensi kepribadian guru tercermin dari indikator (1) sikap, dan (2) keteladanan

F. Kerangka Pemikiran
Kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas menjadi sebuah ukuran akan keberhasilan dalam proses belajar mengajar, maka kompetensi kepribadian guru yang harus dimiliki salah satunya adalah SDM, artinya kemampuan seorang guru dapat menangani masalah dalam pembelajaran.
Selain itu lebih sepesifik mengenai kompetensi kepribadian guru adalah memahami atau tidaknya suatu materi yang akan di sampaikan seperti RPP, Silabus dan sebagainya.
Dengan kemampuan seorang guru dalam membimbing anak di ruangan akan menimbulkan motivasi bagi siswa yang sedang belajar, tatkala guru tersebut kurang memiliki kemampuan dalam mengajar maka akan menjadi sebuah kejenuhan dalam belajar, berbeda dengan guru yang profesional, dia akan mampu mengatasi kejenuhan yang dihadap oleh siswa.
Lebih rinci mengenai kerangka pemikiran dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:




G. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan tentative yang merupakan dugaan sementara tentang apa saja yang kita amati usaha untuk memahaminya. Oleh karena itu hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Berdasarkan kerangka pemikiran, maka penulis mengambil suatu hipotesis yang berbunyi:
Hipotesis yang dapat penulis ambil adalah bahwa terdapat pengaruh antara kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa.

H. Langkah-langkah Penelitian
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Cilembu Kecamatan Cigugur Kabupaten Ciamis dari bulan Maret sampai dengan bulan Juli 2010.
2. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua Variabel yaitu:
Variabel X = Kompetensi Kepribadian Guru
Variabel Y = Motivasi belajar siswa
Dengan demikian yang dipelajari dalam penelitian ini adalah hubungan yang dapat mencerminkan kontribusi variabel bebas terhadap variabel terkait, sehingga penelitian ini lebih cenderung bersifat korelasional.
3. Populasi dan Sampel
Populasi dapat di artikan sebagai keseluruhan orang atau benda dalam suatu kategori tertentu, sebagaimana dinyatakan oleh June Audry True bahwa “Population ia a number of people or tems all in the same categoy” (True, 1988:71). Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru MI Cilembu Kecamatan Cigugur dengan jumlah 10 orang
Sedangkan sampel berarti contoh, yaitu: “ sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian” (Mardalis, 1993 : 55)
Sampel yang penulis gunakan adalah sampel total atau sampel populasi karena jumlah populasinya kurang dari 100. sehingga sampelnya berjumlah 10 Orang.

4. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan deskriptif dan verifikatif . Dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket dan observasi di mana akan dihasilkan data primer dan sekunder.
5. Teknik Pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik angket dan Observasi serta hasil tes untuk menjaring data Kompetensi Kepribadian Guru dan Motivasi Belajar Siawa
6. Teknik Analisis Data
Sehubungan penelitian ini bersifat kuantitatif maka teknik analisa data yang digunakan adalah tes statistik Dimana peneliti harus melakukan dua jenis uji, yaitu uji persyaratan dan pengujian hipotesis. (Thoyyar, 2003 23).
Untuk keperluan uji persyaratan, yaitu mengetahui apakah sebuah variabel berdistribusi normal atau tidak, penulis menggunakan rumus Chi-Square / 2), dengan rumus berikut :


k (oi – ei)
2 = ei
i=1
Keterangan :
oi = nilai pengamatan (i = 1,2,….,k)
ei = nilai yang diharapkan (i =1,2,…,k)
k = bilanagan kategori

Bila 2 hitung lebih kecil dari 2 tabel maka disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistrubusi normal.
Selanjutnya bilamana ditemukan sampelnya berasal dari distribusi normal maka peneliti menggunakan analisis korelasi Produk Momen Pearson (Produsct Moment Prearson’s Correlation) dengan rumus koefisien korelasi sebagai berikut :

XY (
xx)( yy) 2 2
(
n
2 – n 2 – n

Tetapi apabila datanya tidak berdistribusi normal, maka penulis akan menggunakan analisis korelasi Non-Parametrik. Di mana analisis korelasis Non-Parametrik terbagi atas :
a. Analisis korelasi dua variabel yang masing-masing berskala nominal
b. Analisis korelasi dua variabel antara variabel bersekala ordinal dengan variabel berskala nominal
c. Analisis korelasi dua variabel antara variabel berskala interval dengan variabel berskala nominal
d. Analisis korelasi dua variabel yang masing-masing berskala ordinal
e. Analisis korelasi Peringkat Spearman. (Thoyyar, 2003: 33)



















DAFTAR PUSTAKA

Dirawat. 1993, Sistem pembinaan professional dan cara belajar siswa aktif, Grasindo, Jakarta.

Qomari Anwar. 2001. Pendidikan sebagai karakter budaya bangsa, Uhamka Press, Jakarta.

__________. 2002. Reorientasi Pendidikan dan Profesi Keguruan, Uhamka Press, Jakarta.

Sudjana, (2002). Metode Statistika. Bandung, Tarsito

Arikunto, Suharsimi, (1993) Prosedur Penelitian. Jakarta, Rineka Cipta

Purwanto, Ngalim (2004). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung, PT Remaja Rosdakarya.

Hamalik, Oemar (2008). Proses Belajar mengajar. Sinar Grafika, Jakarta

IAID Darussalam, (2001) Panduan Penyusunan Skripsi di lingkungan Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis Jawa Barat. Tanpa Penerbit, Ciamis

Surya, Muhammad. (1985). Psikologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta, Bandung.










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 5
E. Langkah-langkah Penelitian ................................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................
1. Makna Profesionalisme Guru .....................................................
2. Unsur-unsur Kompetensi Guru....................................................
3. Kompetensi Kepribadian Guru ................................................
4. Pengertian Motivasi Belajar ....................................................
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Belajar ..................
B. Kerangka Pemikiran .......................................................................
C. Hipotesis .........................................................................................
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian ...................................................
B. Deskripsi Data
1. Kompetensi Kepribadian Guru .........................................................
2. Motivasi Belajar Siswa ...........................................................
C. Pengujian Persyaratan
1. Uji Normalitas Variabel X (Kompetensi Guru) ........................
2. Uji Normalitas Variabel Y (Motivasi Belajar siswa) .................
D. Pengujian Hipotesis ......................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................
B. Saran-saran .......................................................................................















PROPOSAL PENELITIAN



PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Penelitian di Kelas 5 dan 6 Madrasah Ibtidaiyah Cilembu
Kecamatan Cigugur Kabupaten Ciamis)




Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam Pada Prodi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Darussalam
(IAID) Ciamis














Disusun Oleh:

ANWAR HIDAYAT
NPM : 06.03.2106






FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID)
CIAMIS JAWA BARAT
2010